Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.
Metabolit sekunder
pada tanaman telah diketahui
memberikan efek farmakologis, diantaranya
antioksidan, sitotoksik,
antimikroba dan antivirus. Salah satu metabolit sekunder
yang penting pada tumbuhan adalah flavonoid yang merupakan
turunan dari 2-phenyl-benzyl-γ-pyronedengan biosintesis
menggunakan jalur fenilpropanoid.
Flavonoid dibagi
menjadi beberapa subkelompok
berdasarkan substitusi karbon pada
gugus aromatik sentral
(C). Subkelompok tersebut
adalah: flavon, flavonols, flavanone,
flavanol/ katekin, antosianin
dan kalkon. Pembagian kelompok
flavonoid didasarkan pada
perbedaan struktur terutama pada substitusi karbon pada gugus aromatik sentral dengan
beragamnya aktivitas farmakologi
yang ditimbulkan.
1. Flavon
Flavon merupakan flavonoid yang sering ditemukan
pada daun, buah dan bunga dalam bentuk glukosida. Beberapa contoh senyawa flavon adalah : apigenin, luteolin, luteolin 7-glukosida, akatekin,
dan baicalin. Struktur
flavon sendiri terdiri dari
ikatan rangkap antara posisi 2′dan 3′, serta memiliki keton pada
posisi 4. Sebagian besar flavon memiliki
gugus hidroksil pada posisi
5. Tanaman yang banyak
mengandung flavon diantaranya adalah seledri,
kamomil, daun mint,
dan ginkgo biloba.
Gambar 1. Struktur Kerangka Flavon
2. Flavanol
Flavonol
merupakan flavonoid dengan gugus
keton. Senyawa flavonol
diantaranya
adalah kuersetin, mirisetin, fisetin,
galangin, morin, rutin, dan
robinetin. Perbedaan antara flavonol dengan flavon terdapat pada
gugus di posisi 3 pada cincin
C yang memungkinkan terjadinya glikosilasi.Aktivitas farmakologi yang dimiliki
flavonol adalah antioksidan. Gugus aromatic
cincin B merupakan
gugus yang bertanggung jawab
atas aktivitas flavonol karena
ikatan rangkap konjugasi pada nomor 2′ dan 3′
memiliki kemampuan untuk
perpindahan elektron dari
cincin B menuju radikal
bebas dan memecah
radikal bebas. Tanaman yang banyak mengandung flavonol adalah:
tomat, apel, anggur, bawang,
beri dan lain
lain.
Gambar 2. Struktur Kerangka Flavonol
3. Flavanon
Flavanon
merupakan flavonoid yang paling
banyak terdapat pada
famili Compositae,
Leguminosae dan Rutaceae. Senyawa itu
terdapat pada akar,
batang, bunga, buah,
biji, dan rizoma. Senyawa flavanol diantaranya adalah naringin, naringenin,
ponkiretin,
pinocembrin, dan
lonchocarpol A. Ciri
dari flavanon ini adalah
cincin C yang
saturasi, memiliki ikatan rangkap
diantara posisi 2 dan 3 dan ini yang
membedakan dengan flavon.Tumbuhan yang
banyak mengandung flanavon adalah
jeruk, anggur dan
lemon. Aktivitas farmakologi flavanone
adalah antioksidan dan antiinflamasi.
Gambar 3. Struktur Kerangka Flavanon
4. Flavanol
Flavanol
atau disebut juga
katekin, merupakan derivat dari
flavanone dengan penambahan gugus
hidroksi. Perbedaan yang mencolok yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada posisi
2 dan 3
serta gugus hidroksi yang
selalu menempel di
posisi 3 pada cincin
C. Flavanol banyak ditemukan
pada tumbuhan seperti teh,
kiwi, apel, kokoa,dan
anggur merah. Mengkonsumsi flavanol
sebanyak 176-185 mg terbukti
menstimulasi kadar nitrit oksida pada darah
perokok dengan mekanisme meningkatkan dilatasi pembuluh
darah. Senyawa flavanol diantaranya
adalah katekin, epikatekin, dan
galokatekin yang dapat dibagi
lagi menjadi turunan yang lebih kompleks.
Gambar 4. Struktur Kerangka Flavanol
5. Antosianididin
Antosianidin merupakan pigmen
yang bertanggung jawab terhadap
warna pada tumbuhan.Antosianidin ini
banyak ditemukan pada kokoa,
sereal, kacang-kacangan, madu,
teh dan beri-berian. Antosianidin
yang umum ditemukan adalah
aglikon dengan struktur dasarnya flavylium.
Senyawa yang paling banyak
ditemukan adalah cyanidin, pelargonidin, delphinidin,
malvidin, petunidin, dan peonidin. Akvitas farmakologi
antosianidin berperan penting pada
penyakit kardiovaskular.
Gambar 5. Struktur Kerangka Antosianidin
6. Kalkon
Kalkon merupakan flavonoid
yang unik karena dibedakan dengan
tidak adanya cincin aromatik C yang
merupakan basis rangka dari
flavonoid itu sendiri.
Senyawa kalkon diantaranya adalah
phloridzin, arbutin, phloretin, dan
chlarconaringenin. Aktivitas farmakologi menunjukan potensi sebagai
steroid-genesis modulator pada enzim
3β-hydroxysteroid dehydrogenase
(HSD), dan 17β-HSD.Umumnya kalkon ditemukan pada
tumbuhan seperti tomat, stroberi,
pir, beri-berian dan gandum.
Gambar 6. Struktur Kerangka Kalkon
Terjadinya
biosintesis pada flavonoid yaitu Unit awal triketida mengalami siklisasi oleh
enzim kalkon sintase untuk membentuk gugus kalkon pada flavonoid. Kemudian
terjadi siklisasi untuk menghasilkan cincin piranon yang mengandung inti
flavonon yang dapat memiliki ikatan C2-C3 teroksidasi
(tak jenuh) untuk menghasilkan gugus flavon atau dihidroksilasi pada posisi C3
cincin piranon untuk menghasilkan gugus flavonol pada flavonoid. Flavonol
kemudian dioksidasi menghasilkan antosianin.
Flavonoid
pada tumbuhan berperan memberi
warna, rasa pada
biji, bunga, dan buah
serta aroma, serta
melindungi tumbuhan dari pengaruh
lingkungan, sebagai antimikroba, dan perlindungan
dari paparan sinar
UV. Dalam bidang kesehatan, flavonoid
berperan sebagai anti bakteri,
anti oksidan, anti inflamasi, dan anti diabetes.
Secara umum sintesis flavonoid terdiri dari dua
jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur fenil propanoid. Jalur poliketida ini
merupakan serangkaian reaksi kondensasi
dari tiga unit asetat atau malonat. Sedangkan jalur fenilpropanoid atau biasa
disebut jalur shikimat.
1.
Jalur
poliketida
Reaksi yang
terjadi pada jalur ini diawali dengan adanya reaksi antara asetilCoA dengan CO yang akan menghasilan malonatCoA.
Setelah itu malonatCoA akanbereaksi dengan asetilCoA menjadi asetoasetilCoA. AsetoaseilCoA
yang terbentuk akan bereaksi dengan malonatCoA dan reaksi ini akan
berlanjut sehingga membentuk poliasetil. Poliasetil yang terbentuk akan
berkondensasi dan berekasi dengan hasil dari jalur fenilpropanoid akan
membentuk suatu flavonoid. Jenis flavonoid yang terbentuk dipengaruhi dari
bahan fenilpropanoid.
2.
Jalur
Fenilpropanoid.
Jalur ini
merupakan bagian dari glikolisis tetapi
tidak memperoleh suatu asam piruvat melainkan memperoleh asam shikimat. Reaksi
ini melibatkan eritrosa dan fosfo enol piruvat. Asam shikimat yang terbentuk
akan ditransformasikan menjadi suatu asam amino yaitu fenilalanin dan tirosin.
Fenilalanin akan melepas NH3 dan membentuk asam sinamat sedangkan tirosin akan
membentuk senyawa turunan asam sinamat karena adanya subtitusi pada gugus
benzennya
Identifikasi
flavonoid :
Sebagai besar senyawa flavonoida alam ditemukan dalam bentuk glikosida,
dimana unit flavonoid terikat pada sutatu gula. Glikosida adalah kombinasi
antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatanmelalui ikatan
glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil
dari alkohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula sama seperti adisi
alkohol kepada aldehida yang dikatalisa oleh asam menghasilkan suatu asetal.
Pada hidrolisa oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas
komponen-komponennya menghasilkan gula dan alkohol yang sebanding dan alkohol
yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula dari glikosida flavonoida alam
adalah glukosa, ramnosa, galaktosa dan gentiobiosa sehingga glikosida tersebut
masing-masing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida dimana
satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula.
Poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik seperti
eter, benzen, kloroform dan aseton.
Permasalahan :
1. Pada
beberapa jenis struktur dari senyawa flavonoid diatas,rata-rata semuanya
memiliki cincin aromatik A,cincin aromatik B dan cincin aromatik C. Menurut
anda mengapa pada struktur kalkon tidak memiliki cincin aromatik C? Padahal
cincin aromatik tersebut merupakan basis rangka dari flavanoid sendiri.
2. Seperti
yang diketahui bahwa flavonoid merupakan senyawa yang umumnya ditemukan pada jaringan
tumbuhan.Apakah menurut anda senyawa flavonoid dihasilkan juga oleh hewan?Seperti
senyawa terpenoid yang kita bahas kemarin bahwa ia juga dihasilkan oleh
serangga dan hewan laut.
3. Senyawa
flavonoid banyak mempunyai aktifitas farmakologi yang bermanfaat bagi makhluk
hidup.Seperti anti inflamasi,anti oksidan,anti bakteri dan lain-lain.Menurut
pendapat anda atas dasar apakah senyawa flavanoid tersebut bisa disebut
mempunyai banyak aktifitas farmakologi tersebut?