Jumat, 20 September 2019

Keragaman dan Keunikan Struktur Kimia Flavonoid
           Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.
 
Metabolit  sekunder  pada  tanaman telah  diketahui  memberikan  efek farmakologis,  diantaranya  antioksidan, sitotoksik,  antimikroba  dan  antivirus. Salah  satu metabolit  sekunder  yang  penting  pada tumbuhan adalah flavonoid yang merupakan turunan  dari  2-phenyl-benzyl-γ-pyronedengan  biosintesis  menggunakan  jalur fenilpropanoid.

Flavonoid  dibagi  menjadi  beberapa  subkelompok  berdasarkan  substitusi  karbon pada  gugus  aromatik  sentral  (C).  Subkelompok  tersebut  adalah: flavon, flavonols, flavanone,  flavanol/  katekin,  antosianin  dan kalkon. Pembagian  kelompok  flavonoid didasarkan pada  perbedaan struktur terutama pada substitusi karbon pada gugus aromatik sentral  dengan  beragamnya  aktivitas farmakologi yang ditimbulkan.

1.      Flavon
Flavon merupakan flavonoid yang sering ditemukan pada daun, buah dan bunga dalam bentuk glukosida.  Beberapa contoh senyawa flavon adalah  : apigenin, luteolin,  luteolin 7-glukosida,  akatekin,  dan  baicalin.  Struktur    flavon  sendiri terdiri  dari  ikatan rangkap  antara  posisi 2′dan 3′, serta memiliki keton pada posisi 4. Sebagian  besar flavon  memiliki  gugus hidroksil  pada  posisi  5.  Tanaman  yang banyak  mengandung flavon  diantaranya adalah  seledri,  kamomil,  daun  mint,  dan ginkgo biloba.

Gambar 1. Struktur Kerangka Flavon
 
2.      Flavanol
Flavonol  merupakan  flavonoid  dengan gugus  keton.  Senyawa  flavonol  diantaranya
adalah kuersetin, mirisetin, fisetin, galangin, morin,  rutin,  dan  robinetin. Perbedaan  antara  flavonol dengan flavon  terdapat pada  gugus di posisi 3  pada  cincin  C  yang  memungkinkan terjadinya  glikosilasi.Aktivitas  farmakologi yang  dimiliki  flavonol  adalah  antioksidan. Gugus  aromatic  cincin  B  merupakan  gugus yang  bertanggung  jawab  atas  aktivitas flavonol  karena  ikatan  rangkap  konjugasi pada nomor 2′  dan 3′  memiliki kemampuan untuk  perpindahan  elektron  dari  cincin  B menuju  radikal  bebas  dan  memecah  radikal bebas.  Tanaman  yang banyak mengandung flavonol adalah: tomat, apel,  anggur,  bawang,  beri  dan  lain  lain.


Gambar 2. Struktur Kerangka Flavonol

3.      Flavanon
Flavanon  merupakan  flavonoid  yang paling  banyak  terdapat  pada  famili Compositae,  Leguminosae  dan  Rutaceae. Senyawa  itu  terdapat  pada  akar,  batang,  bunga,  buah,  biji,  dan  rizoma. Senyawa flavanol diantaranya adalah naringin,  naringenin,  ponkiretin,
pinocembrin,  dan  lonchocarpol  A.  Ciri  dari  flavanon  ini adalah  cincin  C  yang  saturasi,  memiliki ikatan  rangkap  diantara  posisi  2  dan  3  dan ini  yang  membedakan  dengan  flavon.Tumbuhan  yang  banyak  mengandung flanavon  adalah  jeruk,  anggur  dan  lemon. Aktivitas farmakologi flavanone  adalah  antioksidan  dan antiinflamasi. 

Gambar 3. Struktur Kerangka Flavanon

4.      Flavanol
Flavanol  atau  disebut  juga  katekin, merupakan  derivat  dari  flavanone  dengan penambahan gugus hidroksi. Perbedaan yang mencolok yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada  posisi  2  dan  3  serta  gugus  hidroksi yang  selalu  menempel  di  posisi  3  pada cincin  C.  Flavanol banyak  ditemukan  pada  tumbuhan  seperti teh,  kiwi,  apel,  kokoa,dan  anggur  merah. Mengkonsumsi  flavanol  sebanyak  176-185 mg terbukti menstimulasi  kadar nitrit oksida pada  darah  perokok  dengan  mekanisme meningkatkan dilatasi  pembuluh  darah. Senyawa  flavanol  diantaranya  adalah katekin,  epikatekin,  dan  galokatekin  yang dapat dibagi lagi menjadi turunan yang lebih kompleks.

Gambar 4. Struktur Kerangka Flavanol

5.      Antosianididin
Antosianidin merupakan  pigmen  yang  bertanggung jawab  terhadap  warna  pada  tumbuhan.Antosianidin  ini  banyak  ditemukan  pada kokoa,  sereal,  kacang-kacangan,  madu,  teh dan  beri-berian.  Antosianidin  yang  umum ditemukan  adalah  aglikon  dengan  struktur dasarnya  flavylium.  Senyawa  yang  paling banyak  ditemukan  adalah  cyanidin, pelargonidin,  delphinidin,  malvidin, petunidin,  dan  peonidin. Akvitas  farmakologi  antosianidin  berperan penting  pada  penyakit  kardiovaskular.

Gambar 5. Struktur Kerangka Antosianidin

6.      Kalkon
Kalkon merupakan  flavonoid  yang  unik  karena dibedakan  dengan  tidak  adanya  cincin aromatik  C yang  merupakan  basis  rangka dari  flavonoid  itu  sendiri.  Senyawa  kalkon diantaranya  adalah  phloridzin,  arbutin, phloretin,  dan  chlarconaringenin.  Aktivitas  farmakologi menunjukan potensi  sebagai  steroid-genesis  modulator pada  enzim  3β-hydroxysteroid dehydrogenase  (HSD),  dan  17β-HSD.Umumnya kalkon ditemukan pada tumbuhan seperti  tomat,  stroberi,  pir,  beri-berian  dan gandum. 

Gambar 6. Struktur Kerangka Kalkon


Terjadinya biosintesis pada flavonoid yaitu Unit awal triketida mengalami siklisasi oleh enzim kalkon sintase untuk membentuk gugus kalkon pada flavonoid. Kemudian terjadi siklisasi untuk menghasilkan cincin piranon yang mengandung inti flavonon yang dapat memiliki ikatan C2-C3 teroksidasi (tak jenuh) untuk menghasilkan gugus flavon atau dihidroksilasi pada posisi C3 cincin piranon untuk menghasilkan gugus flavonol pada flavonoid. Flavonol kemudian dioksidasi menghasilkan antosianin.

Secara umum sintesis flavonoid terdiri dari dua jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur fenil propanoid. Jalur poliketida ini merupakan serangkaian  reaksi kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat. Sedangkan jalur fenilpropanoid atau biasa disebut jalur shikimat.

1.      Jalur poliketida

Reaksi yang terjadi pada jalur ini diawali dengan adanya reaksi antara asetilCoA dengan  CO yang akan menghasilan malonatCoA. Setelah itu malonatCoA akanbereaksi dengan asetilCoA menjadi asetoasetilCoA. AsetoaseilCoA yang terbentuk akan bereaksi dengan malonatCoA dan reaksi ini akan berlanjut sehingga membentuk poliasetil. Poliasetil yang terbentuk akan berkondensasi dan berekasi dengan hasil dari jalur fenilpropanoid akan membentuk suatu flavonoid. Jenis flavonoid yang terbentuk dipengaruhi dari bahan fenilpropanoid.
2.      Jalur Fenilpropanoid.
Jalur ini merupakan  bagian dari glikolisis tetapi tidak memperoleh suatu asam piruvat melainkan memperoleh asam shikimat. Reaksi ini melibatkan eritrosa dan fosfo enol piruvat. Asam shikimat yang terbentuk akan ditransformasikan menjadi suatu asam amino yaitu fenilalanin dan tirosin. Fenilalanin akan melepas NH3 dan membentuk asam sinamat sedangkan tirosin akan membentuk senyawa turunan asam sinamat karena adanya subtitusi pada gugus benzennya

Identifikasi flavonoid :
Sebagai besar senyawa flavonoida alam ditemukan dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoid terikat pada sutatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatanmelalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula sama seperti adisi alkohol kepada aldehida yang dikatalisa oleh asam menghasilkan suatu asetal.
Pada hidrolisa oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas komponen-komponennya menghasilkan gula dan alkohol yang sebanding dan alkohol yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula dari glikosida flavonoida alam adalah glukosa, ramnosa, galaktosa dan gentiobiosa sehingga glikosida tersebut masing-masing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida. 
Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida dimana satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik seperti eter, benzen, kloroform dan aseton.
 
     Flavonoid  pada  tumbuhan berperan  memberi  warna,  rasa  pada  biji, bunga,  dan  buah  serta  aroma,  serta  melindungi  tumbuhan  dari pengaruh  lingkungan,  sebagai  antimikroba, dan  perlindungan  dari  paparan  sinar  UV. Dalam bidang kesehatan, flavonoid  berperan sebagai  anti  bakteri,  anti  oksidan,  anti inflamasi,  dan  anti  diabetes.

Permasalahan : 


1.      Pada beberapa jenis struktur dari senyawa flavonoid diatas,rata-rata semuanya memiliki cincin aromatik A,cincin aromatik B dan cincin aromatik C. Menurut anda mengapa pada struktur kalkon tidak memiliki cincin aromatik C? Padahal cincin aromatik tersebut merupakan basis rangka dari flavanoid sendiri.


2.      Seperti yang diketahui bahwa flavonoid merupakan senyawa yang umumnya ditemukan pada jaringan tumbuhan.Apakah menurut anda senyawa flavonoid dihasilkan juga oleh hewan?Seperti senyawa terpenoid yang kita bahas kemarin bahwa ia juga dihasilkan oleh serangga dan hewan laut.

3.      Senyawa flavonoid banyak mempunyai aktifitas farmakologi yang bermanfaat bagi makhluk hidup.Seperti anti inflamasi,anti oksidan,anti bakteri dan lain-lain.Menurut pendapat anda atas dasar apakah senyawa flavanoid tersebut bisa disebut mempunyai banyak aktifitas farmakologi tersebut?