Selasa, 16 April 2019

Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 (Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom)

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia

uy8w69s8yiksgsjatj7ust7uqts6uwtshajgsvhj, 22 Februari 2019Jumat, 22 Februari 2019

ye8hwidiuhuwdssfffagsjskbkjhkJumat, 22 Februari 2019



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

Jumat, 22 Februari 2019



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK 




Kamis,18 April 2019




JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I





NAMA    : MITA ISTIANA
NIM       : A1C117083




DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019




PERCOBAAN 8


I.Judul               : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom

II.Hari/Tanggal : Kamis/18 April 2019

III.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :

1.      Dapat mengetahui teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom.
2.      Dapat membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom.
3.      Dapat memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan        memurnikannya dengan kolom.
4.      Dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom.

IV.Landasan Teori

  Kromatografi  merupakan salah satu teknik analisis di dalam kimia organik khususnya yang biasa digunakan untuk memisahkan campuran zat menjadi komponen-komponen penyusunnya, sehingga masing-masing komponen tersebut dapat dianalisis secara menyeluruh. Terdapat berbagai  jenis kromatografi diantaranya, kromatografi lapis tipis , kromatografi cair, khromatografi gas, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas, dimana semua teknik khromatografi tersebut menggunakan prinsip dasar yang sama. Prinsip pemisahannya didalam khromatograsi adalah komponen penyusun suatu zat terletak pada  perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit terhadap fasa diam dan fasa gerak sehingga masing-masing komponen penyusun suatu zat terpisah satu sama lain. Afinitas suatu analit ditentukan oleh daya adsorpsinya terhadap fasa diam ‘ dan Kelarutan analit tersebut terhadap fasa gerak yang digunakan. Makin kuat adsorpsi suatu analit terhadap fasa diamnya dan kelarutannya yang kecil terhadap fasa gerak maka waktu tinggalnya dalam kolom lebih lama dibandingkan dengan analit yang daya adsopsinya lemah terhadap fasa diam dan kelarutannya tinggi dengan fasa gerak yang digunakan (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).

  Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan Schraiber.Adsorben dilapiskan pada lembengkaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam.Fase bergerak akan menyerap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatografi.Ini dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka.Metode ini sederhana,cepat dalam pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan (Khopkar,2007).

  Kromatografi lapis tipis (KLT) pada dasarnya sangat mirip dengan kromatografi kertas terutama pada cara melakukannya.Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahannya,yakni digunakannya lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca,aluminium atau plastic sebagai pengganti kertas.Adsorben dilapukkan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fasa diam.Fasa bergerak akan merayap sepanjang fasa diam dan terbentuklah kromatogram yang dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka (Ira,2017).

  Deteksi noda KLT terkadang lebih mudah dibandingkan dengan kromatografi kertas karena dapat digunakan teknik-teknik umum yang lebih banyak. Kerapkali, noda tidak berwarna atau tidak berpendar jika dikenai sinar ultra violet dapat ditampakkan dengan cara mendedahkan papan pengembang pada uap iod. Uap iod akan berinteraksi dengan komponen-komponen sampel baik secara kimia atau berdasarkan kelarutan membentuk warna-warna tertentu (Yohanes, 2017).

Dalam teknik kromatografi,campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi komponennya berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase yaitu fase diam (stasioner) dan fase gerak (mobile).Azaz penting dari kromatografi adalah bahwa senyawa yang berbeda mempunyai koefesien distribusi yang berbeda diantara kedua fase yang disebut tadi.Senyawa yang berinteraksi lemah dengan fase diam akan lebih lama tinggal dalam fase gerak dan bergerak cepat dalam system kromatografi.Sebaliknya senyawa yang berinteraksi kuat dengan fase diam akan bergerak lambat.Sebagai bahan penjerap (stasioner) digunakan silika gel (SiO2.H2O) alumina terhidrasi (Al2O3).Permukaan bahan ini memiliki kemampuan menjerap senyawa organic.Pada  kromatografi lapis tipis (TLC),bahan penjerap diletakkan tersebar pada plat kaca,aluminium,ataupun plastic.Dibandingkan dengan teknik kromatografi lainnya,metode lapis tipis memiliki kelebihan yaitu pengerjaannya yang lebih cepat,kebutuhan bahan dapat disesuaikan dengan keperluan dan pemisahannya baik (Tim Kimia Organik,2005).

V. Alat & Bahan

5.1 Alat

  • Pelat Kaca Kecil
  • Kertas Saring
  • Pita Selotip
  • Gelas Piala
  • Batang Pengaduk
  • Pipa Gelas Kapiler
  • Pelat TLC Kecil
  • Bejana Pengembang
  • Tabung Reaksi
  • Kolom Kromatografi
  • Piper Tetes
  • Pensil Lunak
  • Bejana pengembang
5.3 Bahan 

·      Air
·      Metanol
·      Etanol
·      Kloroform
·      Etil-asetat
·      n-heksana
·      Serium Sulfat 
·      Suspensi Silika Gel
·      Larutan zat Autentik
·      Larutan Pengambang
·      Contoh Daun
·      Larutan Sampel
·      Aseton

VI. Prosedur Kerja

 6.1 Kromatografi Lapis Tipis 

  Disiapakn plat TLC,kemudian dibuat larutan pengembangan dalam gelas piala 1 liter dengan etanol:metanol:kloroform: etil-asetat:n-heksana:aseton (40:68:115:140:152) ml.Kemudian diambil masing-masing sampel yang sudah diekastrak dibubuhkan (ditotolkan) diatas plat TLC dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi pelat kaca.Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).Kemudian diimasukkan pelat kedalam bejana pengembang.Dimasukkan plat kedalam bejana pengembang serta dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas plat.Diangkat plat dari bejana kemudian dilihat noda dengan lampus UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat.Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.

6.2 Kromatografil Kolom 

Disiapkan 10 eksttrak daun dan disiapkan kolom kromatografi.Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool.Kemudian dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.Selanjutnya dimasukkan larutan tersebut ke dalam kromatografi kolom serta dimasukkan sampel yang akan dikromatografi.Diteteskan terus-menerus pelarut kedalam kolom.Ditampung tetesan yang keluar dari kolom dengan tabung reaksi kemudian dipisahkan berdasarkan warnanya.





Pertanyaan :

1.  Silika merupakan suatu komponen dari Kromatografi Lapis Tipis, mempunyai fungsiapakah silika dalam KLT?
2.   Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesetimbangan antar fase diam dan fase gerak pada kromatografi lapis tipis?
3.  Bagaimana cara agar bercak dari substansi tidak berwarna yang digunakan pada kromatografi lapis tipis menjadi terlihat?

3 komentar:

  1. Arnia Haiza Annisa ( A1C117049) akan menjawab pertanyaan nomor
    3.menggunakan pendarflour,dengan cara meletakkan kromatogram d bawah sinar UV,tandai bercak2 yg terlihat dan lingkari dengan menggunakan pensil.Direaksikan dg zat kimia sehingga menghasilkan produk yg berwarna.

    BalasHapus
  2. Saya Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan menjawab pertanyaan nomor 2. Yang dapat mempengaruhi kesetimbangan antar fase diam dan fase gerak, yaitu kepolaran fase gerak,kepolaran fase diam,kepolaran molekul dan ukuran molekul.

    BalasHapus
  3. Niken Ayu Hestiantari (033) saya akan menjawab nomor 1, silika pada proses kromatografi lapis tipis itu berfungsi sebagai fase diam

    BalasHapus