Jumat, 08 Maret 2019


Laporan Praktikum Kimia Organik 1 (Analisis Kualitatif Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan)

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia













uy8w69s8yiksgsjatj7ust7uqts6uwtshajgsvhj, 22 Februari 2019Jumat, 22 Februari 2019

ye8hwidiuhuwdssfffagsjskbkjhkJumat, 22 Februari 2019


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

Jumat, 22 Februari 2019


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK 




Jumat, 08 Maret 201919








LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I









N




aNAMA    : MITA ISTIANA
NIM       : A1C117083









DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019







                                                                





                                                                 

                                                                       PERCOBAAN 1









VII. Hasil Pengamatan


7.1. Analisa Unsur
7.1.1. Karbon dan Hidrogen
NO
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan.
Tidak terjadi perubahan apa-apa,warna larutan tetap hitam.
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO).
Tidak terjadi reaksi,CuO dan gula tidak bercampur.
3.
Dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 dan dipanaskan.
Terdapat uap air diatas tabung reaksi,terdapat gelembung gas pada tabung yang lain menandakan adanya karbon dan hydrogen.

7.1.2. Halogen
a.Tes Beilstein
NO
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Dipanaskan kawat tembaga,didinginkan kemudian ditetesi kawat dengan 2 tetes CCl4 (diganti dengan benzene) dan dipijarkan.
Terjadi warna kemerah-merahan pada kawat tembaga.Tidak terdapat uap Cu-halida dikarenakan mungkin pemanasan benzene ketika kawat tembaga masih panas.

b. Tes CaO
NO
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi dan ditambahkan 2 tetes CCl4 ( diganti dengan benzene).
Keadaan awal masih keruh sampai larutan ditetesi 2 tetes benzene pun tetap keruh.
2.
Setelah dingin,dididihkan kembali dengan 5-10 ml air suling kemudian dituang kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer.
Ketika dididihkan,warnanya tampak keruh dan terdapat gelembung-gelembung dan ketika disaring serta ditambahkan dengan AgNO3,larutan menjadi keabu-abuan (keruh).

7.1.3. Metode leburan
a. Belerang
NO
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Diasamkan 3 ml larutan L (NaOH) kemudian dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang ditetesi dengan Pb-asetat 10%.
Warna larutan bening dan saat dipanaskan seperti mendidih.Larutannya naik menuju permukaan tabung kearah kertas saring basah.
2.
Pada larutan L lainnya,ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida.
Setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida larutan berwarna bening.

b.Nitrogen
NO
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Kedalam 3 ml larutan L (putih telur) ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4,1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%.
Ketika ditambahkan FeSO4 terdapat endapan coklat.Ditambahkan FeCl3 terdapat minyak yang terpisah dari FeCl3.Setelah ditambahkan KF minyak yang ada pada larutan menjadi buyar.
2.
Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai basa.Kemudian dididihkan.
Ketika ditambahkan NaOH warna menjadi hitam pekat.Ketika dididihkan warna menjadi putih susu.
3.
Didinginkan.Kemudian diasamkan dengan asam sulfat encer
Terdapat endapan biru berlin dan yang di atas permukaan berwarna kuning pucat dan terdapat batas.

c.Halogen
NO
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Diasamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer.
Pada larutan terdapan letupan-letupan kecil.
2.
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer 5-10% dan dididihkan.
Warnanya menjadi kecoklatan.Ketika dididihkanterdapan banyak endapan.

7.2. Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1. Kelarutan zat padat (tepung)
NO
KELARUTAN
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan keruh (-) dan larutan tidak larut dalam air.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-).
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzene dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan sedikit tidak larut.
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Mula-mula larutan keruh,kemudian disaring dan dinetralkan dengan NaOH sehingga larutan menjadi jernih (+).
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan keruh dan timbul gas (+).
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Tidak ada panas dan tidak timbul gas (-).
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat endapan dibawah.

7.2.2.Kelarutan zat cair

a.Minyak
NO
KELARUTAN
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 tetes minyak,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan jernih (+) ada batas antara minyak dan air.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan ada batas antara minyak dan NaOH.
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzene dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan bercampur.
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan terdapat batas.

b.Putih telur
NO
KELARUTAN
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 tetes putih telur,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan keruh (-) dan terdapat batas.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetesputih telur,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat busa diatasnya.
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzene dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan terdapat endapan.
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan terdapat gumpalan diatasnya.
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+).

VIII. Pembahasan

  Zat-zat organik dan unsur-unsur penyusunnya memainkan peran penting dalam kelangsungan makhluk hidup. Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya.Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa  organik dalam suatu pelarut juga memprediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).

8.1.Analisis Unsur

 Pada percobaan pertama yaitu analisis unsur untuk menentukan unsur karbon dan hydrogen d dalam suatu senyawa.Pada penentuan unsur karbon dan hidrogrn ini kami mencampurkan 1-2 gram CuO kering kemudian ditambah dengan gula dengn jumlah 1/10 dari jumlah CuO kemudian dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 dan dipanaskan.Hasil yang kami dapatkan yaitu terdapat uap air diatas tabung reaksi,terdapat gelembung gas pada tabung yang lain yang menandakan adanya karbon dan hydrogen di dalam suatu campuran senyawa tersebut.
Pada percobaan kedua yaitu analisis halogen yang mengguan dua tes.Tes yang pertama yaitu tes beilstein dimana kami memanaskan kawat tembaga,kemudian didinginkan dan selanjutnya kami tetesi kawat dengan 2 tetes CCl4 (diganti dengan benzene) dan dipijarkan.Hasil yang kami peroleh yaitu terjadi warna kemerah-merahan pada kawat tembaga.Tidak terdapat uap Cu-halida dikarenakan mungkin pemanasan benzene ketika kawat tembaga masih panas.Tes selanjutnya yaitu tes CuO dimana kami memanaskan CaO sampai suhu tinggi dan ditambahkan 2 tetes CCl4 ( diganti dengan benzene). Setelah dingin,kami mendididihkan kembali dengan 5-10 ml air suling dan dituang kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer.Hasil yang kami peroleh yaitu warnanya tampak keruh dan terdapat gelembung-gelembung dan ketika disaring serta ditambahkan dengan AgNO3,larutan menjadi keabu-abuan (keruh).
Pada percobaan ketiga yaitu analisa unsur belerang,nitrogen dan halogen dengan metode leburan.Pada penentuan unsur belerang dalam senyawa,kami asamkan 3 ml larutan L (NaOH) kemudian kami dididihkan dan kami periksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang ditetesi dengan Pb-asetat 10%,pada larutan L lainnya,ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida.Hasil yang kami peroleh yaitu warna larutan bening dan saat dipanaskan seperti mendidih.Larutannya naik menuju permukaan tabung kearah kertas saring basah kemudian setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida larutan berwarna bening.Pada penentuan unsur nitrogen kami menggunakan putih telur sebagai larutan L yakni kedalam 3 ml larutan L (putih telur) ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4,1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10% kemudian ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai basa dan selanjutnya dididihkan.Didinginkan larutan dan kemudian kami asamkan dengan asam sulfat encer.Hasil yang kami peroleh yaitu ketika putih telur ditambahkan FeSO4 terdapat endapan coklat selanjutnya ditambahkan FeCl3 terdapat minyak yang terpisah dari FeCl3 dan setelah ditambahkan KF minyak yang ada pada larutan menjadi buyar selanjutnya kami menambahkan NaOH warna larutan menjadi hitam pekat da sewaktu kami dididihkan warna menjadi putih susu serta terdapat endapan biru berlin dan yang di atas permukaan berwarna kuning pucat dan terdapat batas.Pada penentuan unsur halogen kami mengasamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer kemudian kami tambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer 5-10% dan dididihkan.Hasil yang kami peroleh yaitu pada larutan terdapat letupan-letupan kecil warna larutan menjadi kecoklatan serta ketika dididihkan terdapan banyak endapan.

8.2. Penentuan Kelas Kelarutan

Pada percobaan ini kami menggunakan zat padat yaitu tepung dan zat cairnya yaitu minyak dan putih telur.
Pada penentuan kelas kelarutan dengan menggunakan tepung yang diuji dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan larutan tidak larut dalam air.Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan benzene hasilnya yaitu larutan keruh (-) dan sedikit tidak larut. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan HCl hasil kelarutannya yaitu mula-mula larutan keruh,kemudian disaring dan dinetralkan dengan NaOH sehingga larutan menjadi jernih (+).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan NaHCO3 5% hasil yang kami peroleh yaitu larutan keruh dan timbul gas (+).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan H2SO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu tidak ada panas dan tidak timbul gas (-).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan H3PO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat endapan dibawah.
Pada percobaan penentuan kelarutan dengan menggunakan minyak sebagai zat cair ketika kami campurkan dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan ada batas antara minyak dan air. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan ada batas antara minyak dan NaOH. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan benzene hasil yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan bercampur. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan HCl 10% hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan NaHCO3 5% hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan H2SO4 pekat hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan H3PO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan keruh (-) dan terdapat batas.

  Pada percobaan penentuan kelarutan dengan menggunakan putih telur sebagai zat cair.Ketika kami campurkan putih telur dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat busa diatasnya. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan benzene hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan HCl hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan terdapat endapan. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan NaHCO3 hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan H2SO4 pekat hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan terdapat gumpalan diatasnya. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan H3PO4 pekat hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+).

IIX. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan suatu unsur dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan perubahan atau reaksi kimia yang terjadi. Analisis unsur memanfaatkan perubahan kimia dimungkinkan karena unsur-unsur mengalami perubahan yang khas. Analisis unsur yang dilakukan pada percobaan ini tergolong analisis kualitatif. Unsur nitrogen (N) dalam urea dapat di identifikasi dengan cara mereaksikan urea dengan NaOH kemudian dipanaskan secara perlahan yang akan menghasilkan gas dengan aroma seperti aroma urine dan dapat membirukan kertas lakmus merah (NH3). Sementara unsur belerang (S) dalam putih telur dapat dikenali dengan terbentuknya endapan hitam setelah putih telur direaksikan dengan NaOH dan Pb(NO3)2.

X.Pertanyaan Pasca Praktikum 

1.   Apa yang menyebabkan tingkat kelarutan suatu zat padat lebih sulit larut dibandingkan zat cair ?
2.    Pada hasil pengamatan penentuan kelas kelarutan yang telah dilakukan,salah satu zat cair yang digunakan adalah minyak.Apa yang menyebabkan  minyak dapat bercampur  dan larut dalam benzene?


3.  Apakah tes beilstein dapat digunakan dalam menganalisa unsur-unsur lain yang terkandung dalam senyawa ?

XI.Daftar Pustaka

Gandjar,I.G. dan Rohman,A.2007.Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Belajar:Yogyakarta.

Pudjaatmaka,Hadyana.1992.Kimia Organik,Terjemahan dari Organic Chemistry oleh Fessenden dan Fessenden.Erlangga:Jakarta.

Sunardi,Cahaya Rosyidan dan Dwi Yulianti.2013.Identifikasi Kadar Unsur yang Terkandung dalam Hewan di Sungai Gajahwong Yogyakarta dengan Metode AANC (Analisis Aktivasi Neutron Cepat). Jurnal Fisika Vol. 3 No. 1:Yogyakarta.

Syamsurizal.2019. “Analisis Kualitatif Senyawa organik”.              http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#mja.Di kutip pada 22 februari 2019.

Takeuchi Yoshito.2009.Buku Teks Pengantar Kimia.Iwanami Shouten:Tokyo.

Tim Kimia Organik 1.2016.Penuntun Praktikum Kimia Organik 1.Jambi:Universitas Jambi.



XII. Lampiran

Uji kelarutan dengan menggunakan putih telur sebagai zat cair 


Uji kelarutan dengan menggunakan minyak sebagai zat cair


Tes Beilstein pada analisis halogen


3 komentar:

  1. saya mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. menurut saya,sifat polar dan non polar sangat mempengaruhi suatu kelarutan.senyawa polar akan larut dalam senyawa polar,begitu pula dengan senyawa non polar.bila komponen zat terlarut terus menerus ditambahkan dalam suatu pelarut pada suatu titik komponen yang tidak akan dapat larut lagi.misalnya,jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan,pada suatu padatan tersebut tidak dapat larut lagi maka akan terbentuk endapan.( Dinda Anggun,79)

    BalasHapus
  2. Saya suci (081) akan menjawab no2 menurut saya Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.Jadi itulah yang menyebabkan minyak dapat larut dalam benzene.

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, Untuk test beilstein, yaitu tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur C dan H dalam suatu senyawa organik.Prinsip dasar dari tes ini adalah mencelupkan kawat ose yang kemudian akan bakar lalu dicelupkan kedalam larutan senyawa yang akan diuji. Dengan membakar kawat ose tersebut lalu dicelup kedalam larutan kloroform, maka warna kawat akan berwarna jingga dan terbentuk gelembung.Jadi berdasarkan kegunaan dan prinsip dari tes beilstein maka tes beilstein hanya dapat digunakan dalam penentuan analisa unsur C dan H dan tiidak digunakan untk menentukan unsur yang lain.

    BalasHapus