Laporan Praktikum Kimia Organik 1 (Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton)
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
N
aNAMA : MITA ISTIANA
NIM : A1C117083
NIM : A1C117083
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 5
PERCOBAAN 5
VII.Data
Pengamatan
7.1.Uji
cermin kaca,Tollens
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Disiapkan 1 tabung reaksi di isi dengan 2 ml larutan
perak nitrat 5% ditambahkan dengan 2 tetes larutan NaOH 5% serta ditambahkan tetes
demi tetes larutan ammonium hidroksida 2% sambil di aduk.
|
Terbentuklah pereaksi Tollens.
|
2.
|
Pereaksi Tollens diuji dengan benzaldehid dimana 1ml
pereaksi Tollens ditambahkan dengan 2 tetes benzaldehid.Dikocok dan di
diamkan selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Tidak terbentuk cermin kaca,tetapi setelah
dipanaskan ± 5 menit terbentuk cermin kaca pada campuran larutan.
|
3.
|
Pereaksi Tollens diuji dengan aseton dimana 1 ml
pereaksi Tollens ditambahkan dengan 2 tetes aseton dan amati hasilnya.
|
Tidak terbentuk cermin kaca walapun dipanaskan
|
4.
|
Pereaksi Tollens diuji dengan sikloheksanon dimana 1
ml pereaksi Tollens ditambahkan dengan 2 tetes sikloheksanon. Dikocok dan di
diamkan selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Tidak terbentuk cermin kaca walaupun dipanaskan
|
5.
|
Pereaksi Tollens diuji dengan formalin dimana 1 ml
pereaksi Tollens ditambahkan dengan 2 tetes formalin.Dikocok dan di diamkan
selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Terbentuk cermin kaca
|
7.2.Uji Benedict
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Dilarutkan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat dalam 750 ml aquades,diaduk dan disaring kemudian kedalam filtrat ditambahkan perlahan larutan 17,3 gr CuSO4.5H2O dalam 100 ml aquades dan diencerkan hingga volume encapai 1 liter.
|
Terbentuk pereaksi Benedict.
|
2.
|
Pereaksi Benedict diuji dengan formaldehid dimana 5 ml
pereaksi Benedict ditambahkan dengan 5 tetes formaldehid.Diletakkan tabung
reaksi dalam air mendidih selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Birunya lebih pekat dan pada bagian bawah terdapat
endapan merah bata.
|
3.
|
Pereaksi Benedict diuji dengan n-heptanaldehid
(diganti dengan benzaldehid) dimana 5
ml pereaksi Benedict ditambahkan dengan 5 tetes heptanaldehid . Diletakkan
tabung reaksi dalam air mendidih selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Terdapat 3 lapisan,bagian atas berwarna biru
pekat,tengah bening,bawah berwarna biru biasa.
|
4.
|
Pereaksi Benedict diuji dengan aseton dimana 5 ml
pereaksi Benedict ditambahkan dengan 5 tetes aseton. Diletakkan tabung reaksi
dalam air mendidih selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Berwarna biru pekat dan tidak terdapat lapisan.
|
5.
|
Pereaksi Benedict diuji dengan sikloheksanon dimana 5
ml pereaksi Benedict ditambahkan dengan 5 tetes sikloheksanon . Diletakkan
tabung reaksi dalam air mendidih selama 10 menit dan amati hasilnya.
|
Tidak terdapat endapan dan dibagian atas ada
minyak-minyak,dibagian bawah berwarna biru muda.Setelah dipanaskan 15 menit
warna biru menjadi kehijuan
|
7.3.Pengujian dengan Fenilhidrazin
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL
PENGAMATAN
|
1.
|
Tabung reaksi besar
satu yang berisi 5 ml fenilhidrazin di tambah dengan 10 ml benzaldehida.
|
Ketika dicampurkan
warnanya menjadi kuning. Ketika didiamkan terbentuk 3 lapisan yaitu atas
berwarna kuning, tengan bening, dan bawa terdapat endapan kuning.
|
2.
|
Tabung reaski besar
duanyang berisi 5 ml fenilhidrazin di tambah dengan 10 tetes sikloheksanon.
|
Ketika dicampurkan
dan digoncang warnanya menjadi kuning pucat dan terbentuk dua lapisan diatas
kuning pucat dan dibawah bening.
|
7.4.Pembuatan
Oksim
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
|
1.
|
Larutkan 1 gram hidroksilamin HCl dan 1,5 gram
natrium asetat trihidrat (diganti dengan CuSO4.5H2O) didalam 4 ml air.
|
Warna larutan berubah dari bening menjadi hijau.
|
|
2.
|
Dipanaskan sampai 350C dan ditambahkan dengan
sikloheksanon,ditutup labu kemudian digoncangkan selama 1-2 menit.
|
Larutan berubah menjadi hijau lumut dan larutnnya
keruh.
|
|
3.
|
Didinginkan labu di dalam lemari es,disaring Kristal,dicuci
dengan 2 ml air es .
|
Terdapat endapan putih.
|
|
4.
|
Dikeringkan
dan ditentukan titik lelehnya.
|
Endapan tidak meleleh melainkan mongering.
|
7.6.Reaksi
Haloform
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
|
1.
|
Ditambahkan 5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH
5% dan ditambahkan 10 ml larutan iodium iodide.
|
Larutannya menjadi berwarna seperti warna betadine.
|
|
2.
|
Campuran larutan digoncang-goncang.
|
Warnanya tetap dan terdapat butiran kuning dibawah
dan di atas larutan.
|
|
3.
|
Diuji larutan dengan Isopropanol (diganti dengan
2-propanol) dimana 3 ml propanol (2-propanol) ditambahkan 3 tetes larutan iodide.
|
Lartutan berwarna kuning
|
|
4.
|
Diuji larutan dengan 2-pentanon (diganti dengan
tembakau) dimana 0,5 gr 2-pentanon (tembakau) ditambahkan 10 tetes aquades ditambahkan
dengan sikloheksanon dan ditambahkan 3
tetes larutan iodide.
|
Larutan dibagian atas berwarna ungu dan dibagian
atas berwarna magenta.
|
|
5.
|
Diuji larutan dengan 3-pentanon (diganti dengan tembakau)
dimana 3 ml propanol (2-propanol) ditambahkan 3 tetes larutan iodide
|
Tidak terjadi apa apa.
|
7.7.Kondensasi
Aldol
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Ditambahkan 4 ml NaOH 1% kepada 0,5 ml
asetaldehid,dogoncangkan dan catat baunya.
|
Larutan berwarna bening dan berbau seperti balon.
|
2.
|
Dididihkan campuran reaksi selama 3 menit.
|
Larutan berubah warna menjadi kuning dan baunya
tengik.
|
Refluks
NO
|
PROSEDUR
|
HASIL
PENGAMATAN
|
1.
|
Dimasukan 1
ml aseton+ 2 ml bezaldehid + 5 ml larutan NaOH 5%
|
Warna mberubah
menjadi kuning
|
2.
|
Kemudian dilakukan
refluk
|
Terbentuk uap dan
akan menetes menjadi cairan kembali, mulai menetes pada suhu 310C
|
3.
|
Larutan tersebut
didinginkan dan disaring
|
Terbentuk endapan
lembek atau cruft
|
VIII. Pembahasan
Aldehid dan keton sesungguhnya tidak memiliki ikatan hidrogen donor dimana tidak dapat mendonasikan proton, oleh karena itu titik didihnya lebih rendah dari pada alkohol meskipun berat molekulnya hampir sama dengan senyawa keton atau aldehid. Jadi senyawa-senyawa aldehid dan keton bertindak sebagai akseptor ikatan hidrogen hal ini yang menyebabkan senyawa aldehid dan keton larut baik di dalam air.Senyawa –senyawa keton seperti aseton merupakan pelarut yang banyak digunakan karena aseton dapat larut baik didalam air maupun pelarut organik. Oleh karena itu aseton sering disebut sebagai pelarut polar atau pelarut aprotik (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/).
8.1.Uji cermin kacaTollens
Uji
dengan pereaksi tollens langkah awal yang kami lakukan adalah membuat pereaksi
Tollens terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan 1
tabung reaksi di isi dengan 2 ml larutan perak nitrat 5% ditambahkan dengan 2
tetes larutan NaOH 5% serta ditambahkan tetes demi tetes larutan ammonium
hidroksida 2% sambil di aduk,maka terbentuklah pereaksi Tollens.Selanjutnya
pereaksi Tollen kami uji terhadap beberapa senyawa diantaranya
benzaldehid,aseton,sikloheksanon dan formalin.Pada tabung 1 tambahkan 1 ml pereaksi
Tollens dan 2 tetes benzaldehid, setelah dipanaskan dalam penangas air terbentuk endapan cermin karena
aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens sehingga terbentuk cermin pada dinding tabung. Pada tabung 2 tambahkan 1
ml pereaksi Tollens dan 2 tetes aseton,hasil yang kami peroleh yaitu tidak terbentuk cermin kaca walapun dipanaskan
karena telah diketahui bahwa aseton sulit teroksidasi dengan ion-ion perak dari perak nitrat dan ammonium pengoksidasi , dan
mampu mereduksi dari Ag3+ menjadi Ag+.Pada
tabung 3 tambahkan 1 ml pereaksi Tollens dan 2 tetes siklloheksanon,hasil
yang kami peroleh yaitu tidak terbentuk cermin kaca
walapun dipanaskan. Pada tabung 4 tambahkan 1 ml pereaksi Tollens
dan 2 tetes formalin,hasil yang kami peroleh yaitu
terbentuk cermin kaca.
Fungsi
dari pada penambahan ammonium hidroksida sendiri adalah sebagai medium
pembentuk basa dan juga sebagai donor proton atom oksigen untuk
pembentukan senyawa karboksilat.
8.2.Uji Benedict
Uji
dengan pereaksi Benedict kami lakukan dengan uji terhadap beberapa senyawa
yaitu formaldehis,n-heptanaldeid (diganti dengan benzaldehid).aseton dan
sikloheksanon.Pada tabung reaksi 1 ditambahkan dengan Pereaksi
Benedict diuji dengan formaldehid dimana 5 ml pereaksi Benedict ditambahkan
dengan 5 tetes formaldehid dan Diletakkan tabung reaksi dalam air
mendidih selama 10 menit,hasil yang kami peroleh yaitu larutannya berwarna biru lebih pekat dan pada bagian bawah
terdapat endapan merah bata.Pada tabung reaksi 2 ditambahkan dengan pereaksi
Benedict diuji dengan n-heptanaldehid (diganti dengan benzaldehid) dimana 5 ml
pereaksi Benedict ditambahkan dengan 5 tetes heptanaldehid dan diletakkan
tabung reaksi dalam air mendidih selama 10 menit,hasil yang kami
dapatkan yaitu terdapat 3 lapisan,bagian atas
berwarna biru pekat,tengah bening,bawah berwarna biru biasa. Pada tebung reaksi 3 ditambahkan pereaksi Benedict diuji
dengan aseton dimana 5 ml pereaksi Benedict ditambahkan dengan 5 tetes aseton
dan diletakkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10 menit,hasil
yang kami peroleh yaitu Larutannya berwarna biru
pekat dan tidak terdapat lapisan. Pada tabung reaksi 4 ditambahkan pereaksi
Benedict diuji dengan sikloheksanon dimana 5 ml pereaksi Benedict ditambahkan dengan
5 tetes sikloheksanon dan diletakkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10
menit hasil yang kami dapat yaitu tidak
terdapat endapan dan dibagian atas ada minyak-minyak,dibagian bawah
berwarna biru muda.Setelah dipanaskan 15 menit warna biru menjadi kehijuan.
8.3.Pengujian dengan Fenilhidrazin.
Pada uji dengan menggunakan fenilhidrazin. Kami menggunakan 5 ml fenilhidrazin dan ditambah dengan senyawa yang akan diuji, dimana senyawa yang akan diuji kami menggunkan benzaldehida dan sikloheksanon. Tabung reaksi besar pertama yang dimasukkan 5 ml fenihildrazin dan ditambah dengan 10 ml benzaldehid dan dilakukan pengguncangan agar campuran menjadi tercampur secara homogen selama 2 menit, didapatakan hasil yaitu ketika dicampurkan warnanya menjadi kuning, lalu didiamkaan terdapat 3 lapisan dimana pada lapisan atas berwarna kuning minyak, bagian tengah bening, dan bagian bawah sama warna kuningnya dengan bagian atas. Disini kami tidak mendapatkan kristal, dimana hal ini membutuhkan waktu yang lama baru terbentuk kristal. Pada tabung kedua yang juga diisi dengan 5 ml fenilhidrazin dan ditambah dengan 10 ml sikloheksanon, dimana hasil yang didapatkan ketika campuran digoncang warnanya berubah menjadi kuning pucat dan terbentuk dua lapisan dimana pada bagian atas berwarna kuning pucat dan bgaian bawah bewarna bening. Dan disini kami juga tidak mendapatakan krital.
Fenilhidrazin akan bereaksi dengan gugus
karbonil yang ada dalam aldehida untuk membentuk endapan kuning atau orange
dari fenilhidrazon. Pada aldehida yang mana harus terdapat kristal dimana ini
membutuhkan waktu semalaman agar kristalnya terbentuk dan dapat diuji titik
lelehnya. Adanya endapan memberikan petunjuk tentang konjugasi pada golongan
aldehid dan keton.
8.4.Pembuatan Oksim
Pada
uji proses pembuatan oksim, hal yang kami lakukan yaitu kedalam erlenmeyer
dimasukkan 1 gram HCl dan ditambah dengan 4 ml CuSO2. 5 H2O dan ditambah dengan
4 ml air dimana katika kami mecampurkannya warna berubah menjadi hijau pekat
seperti hijau lumut. Kemudian larutan tersebut dilakukan pemanasan dengan
suhu 35˚C dan ditambahkan dengan sikloheksanon lalu tabung ditutup
dan dilakukan penggoncangan selama1-2 menit, dimana didapatkan hasil yaitu
larutan berwarna hijau lumut keruh dan terbentuk sikloheksanon-oksim. Lalu
campuran didinginkan di dalam ember yang telah diisi dengan batu es, didapatkan
endapan berwarna putih. Lalu dilakukan penyucian endapan dengan 2 ml
air es dan di keringkan,dimana kami mendapatkan endapan yang bersih tanpa ada
warna hijau dan terdapat endapan berwarna putih, juga dihasilkan yang lembek
(cruft). Dimana bila didimakan agak sedikit lebih lama atau dikeringkan lebih
lama akan menghasilkan kristal. Oksim merupakan rumus turunan dari
ammonia yang dibaut dari hidroksilamin yang merupakan kristal padat yang
digunakan unutk mengenali senyawa karbonil tertentu. Dimana hidroksilamin bereaksi
dengan senyawa karbonil kemudian menghasilkan oksim.
8.5.Reaksi Haloform
Pada
uji dengan reaksi haloform. Langkah-langkah yang kami lakukan yaitu pada tabung
reaksi besar dimasukkan dengan 5 tetes aseton dan ditambah dengan 3 ml larutan
NaOH 5% , larutan tetap bewarna bening dan ditambah dengan 10 ml iodium iodida
dan dilakukan penggoncangan agar campuran bercampur secara homogen.
Penggoncangan dilakukan sampai warna menjadi coklat, dan terdapat butiran
berwarna kuning emas dibagaina atas dan bawah. Lalu dilakukan pengujian dengan
mencampurkan larutan tadi dengan 2-propanon sebanyak 2 ml dan ditambah dengan 3
tetes larutan iodum tadi dimana hasilnya yaitu larutan menjadi berubah warna
setiap ditetesi yaitu kuning, kuning pekat, dan kuning lebih pekat lagi. Dan
juga dilakukan pengujuan pada tembakau yang mna sebagi pengganti 2-pentanon dan
3-pentanon. Tembakau tadi digerus sebanyak 0.5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml
aquades, lalu ditambahkan dengan 3 tetes larutan iodium tadi dimana didapatkan
hasil yaitu tidak terjadi apa-apa.
Reaksi haloform mengunakan iodium iodida dan
natrium hidroksida, digunakan unutk pengujian gugus metal dari suatu metal
keton diiodinasi sampai terbentuk iodoform. Pada uji inihnaya untuk metil keton
saja atau juga gugus CH(OH)-CH3 karena mudah dioksidasi, dan iodium sebagai
oksidator yang akan menghasilkan iodoform yang memiliki bua yang khas, berwarna
kuning dan berbentuk kristal.
8.6.Kondensasi Aldol
Pada
percobaan kondensasi aldol kedalam tabung reaksi dimasukkan 0.5 ml asetaldehid
dan ditambah dengan 4ml latutan NaOH 5% dan dilakukan penggoncangan
agar campuran homogen, hasilnya yaitu larutan tetap berwarna bening dan
menimbulkan bau seperti bau balon yang berasal dari asetaldehid. Lalu dilakukan
pemanasan selama 5 menit, dimana kami mendapatkan hasil yaitu warna larutan
yang bening berubah menjadi kuning dan timbul bau seperti bau tengik yang
berasal dari kronaldehid.Kedalam labu 50 ml dimasukkan 1 ml aseton ditambah
dengan 2 ml benzeldedi dan 5 ml larutan NaOH 5% larutan menjadi berwarna
kuning, lalu dilakukan refluk yang mana menghasilkan ada uap yang terbentuk dan
akan menetes majadi cair kembali, penetesan pertama pada suhu 31˚C. Lalu
larutan tadi didinginkan dan dilakukan penyaringan, hasilnya yaitu terbentuk
endapan yang lembek atau cruft.
Anion
enoat adalan suatu nekleofilik yang dapat diadisi kedallam gugus karbonil. Yang
nama akan menghasilkan ikatan karbon-karbon yang baru,. Bila asetaldehid
direaksikan dengan larutan basa encer akan mengeluarkan H2O sehingga akan
menghasilkan aldehid tak jenuh yang disebut krotonaldehid.gabungan dua molekul
sederhana asetaldehid akan menghasilkan aldo yang sangat sederhana yang akan
terjadi bila larutan aldehid diberi larutan basa.
IX.Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa
pada percobaan pembuatan oksim tidak dihasilkan Kristal,melainkan dihasilkan
endapan putih?
2. Apa
tujuan dari merefluks suatu campuran larutan?
3. Mengapa
pada uji cermin kaca dengan pereaksi Tollens dapat terbentuk cermin kaca?reaksi
apa yang terjadi!
X.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Aldehid dan ketom merupakan senyawa yang
memiliki gugus karbonilyang sama. biasanya aldehid lebih cepat bereaksi dari
pada keton terhadap suatu pereaksi yang sama.
2. Reaksi yang terjadi pada aldehid yaitu oksidasi,
reaksi reduksi atau adisi hidrogen. pada keton reaksi-reaksi yang terjadi pada
keton yaitu oksidasi, reaksi dengan iodium.
3. Uji yang dilakukan unutk membedakan aldehid
dan keton yaitu uji cermin perak dengan pereaksi tollens, uji benedict, uji dengan
fenilhidrazin.
XI.Daftar Pustaka
Fessenden,Ralph
J,dan Fessenden,Joan S.1986.Dasar-Dasar Kimia Organik.Jakarta:Bina Aksara.
Muhammad
Iqbal.2010.Aldehid dan Keton.Jurnal Rekayasa Proses.Vol.4 No.2.
Ngadiwiyana,Dkk.2018.Syntesis
and Antibacterial Testing Of Imina Derivative Compounds from Piperonal and
Anilin.Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.Vol.21 No.1.
Petrucci,R.H.1987.Kimia
Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta:Erlangga.
Syamsurizal.2019.http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/.Dikutip Tanggal 29 Maret 2019.
saya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan mencoba menjawab 1. karena pada percobaan pembuatan oksim, tidak menggunakan natrium asetat trihidrat melainkan menggunakan tembaga asetat anhidrat.
BalasHapusSaya Febry dengan nim 73 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Untuk membuat campuran menjadi larutan yg homogen.terimakasih.
BalasHapusMuhammad Yamin (047) no 3.Karena pada saat d panaskan aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens sehingga terjadi suatu reaksi dan membentuk endapan cermin d dinding tabung.
BalasHapus