Jumat, 08 Maret 2019

Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 (Pemurnian Zat Padat)

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia






uy8w69s8yiksgsjatj7ust7uqts6uwtshajgsvhj, 22 Februari 2019Jumat, 22 Februari 2019

ye8hwidiuhuwdssfffagsjskbkjhkJumat, 22 Februari 2019



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

Jumat, 22 Februari 2019



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK 




Jumat, 09 Maret 2019 2019




JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I




N


aNAMA    : MITA ISTIANA
NIM       : A1C117083




DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019




PERCOBAAN 3


I. Judul                         : Pemurnian Zat

II. Hari/Tanggal           : Sabtu/09 Maret 2019

III.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Dapat melakukan kristalisasi dengan baik.
2. Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
3. Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
4. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi

IV. Landasan Teori

  Pemurnian suatu zat padat dari campurannya memerlukan pendekatan dan teknik khusus. Pendekatan praktisnya adalah dengan mengenal atau mengidentifikasi zat padat yang akan dimurnikan dan mengetahui sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimianya. Pemahaman yang baik terhadap sifat-sifat fisik dan kimia sangat menentukan keberhasilan pemisahan zat padat yang akan dipisahkan terutama kecendrungan kelarutan suatu zat padat yang akan dimurnikan dalam suatu pelarut.Teknik mana yang akan dipilih sangat tergantung juga dari kompleksitas kemurnian zat padat tersebut dan tentunya juga sifat-sifat fisik dan kimianya, makin kompleks campurannya juga akan menuntut teknik yang kompleks juga untuk memisahkannya,dengan mempertimbangkan juga efisiensi bahan dan alat yang digunakan serta waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan zat padat tersebut (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/).

  Zat padat dapat dimurnikan dengan memanfaaatkan beda kelarytan pada tempearatur yang berlainan. Umtuk kebanyakan zat bial larutan jenuh panas didinginkan, kelebihan zat padat akan mengkristalisasi. Proses itu dapat dipermudah dengan membibit larutan itu dengan beberapa kristal halus zat padat murni. Prsoses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalisasinya kembali dikenal sebagai pengkristalan ulang atau rekristalisasi. Metode ini sering digunakan sebagai cara yang effektif untuk membuang pengotor dalam jumlah yang kecil dari dalam zat padat, karena pengotor ini sering tertinggal didalam larutan. Kecuali jika polaritas, bnetuk dan ukuran kristal pengotor itu mirip dengan polaritas, bentuk dan ukuran kristal dari zat padat yang sedang direkristalisasikan, sangat sedikit pengotor yang ungkintergabung ke dalam kristal, suatu hal yang terutama kan terjadi bila pertumbuhan kristal perlahan-lahan (Keenan,2006).

   Berdasarkan pelarut yang digunakan metode rekristalisasi terbagi menjadi dua yaitu rekristalisasi dengan pelarut tunggal dan rekristalisasi dengan multi pelarut. Sedangkan berdasarkan tekniknya, metode rekristalisasi dibagi menjadi tiga yaitu rekristalisasi dengan penyaringan panas, rekristalisasi dengan nukleasi spontan dan rekristalisasi menggunakan seeding dari filtrat. Meski sedikit masih dimungkinkan senyawa pengotor terikut dalam Kristal. Pelakasanaan proses pemurnian ini yang berulang-ulang akan mengakibatkan hilangnya sejumlah Kristal karena terbatasnya kelarutan senyawa yang akan dimurnikan. Pada dasarnya peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan (Pinalia, 2011).

  Pada kristalisasi bahan pengikat pengotor yang ditambahkan bervariasi konsentrasinya. Penambahan dilakukan secara bertetes-tetes hingga tidak terbentuk endapan. Pemurnian ini diharapkan dapat mengurangi kadar air yang terkandung dalam garam hasil pemurnian sehingga garam tidak mudah mencair. Pada tahap kristalisasi menggunakan bahan pengikat pengotor yaitu larutan Na2C2O4, Na2COdan NaHCO3. Bahan-bahan ini ditambahkan untuk mengikat pengotor yang ada pada garam dapur sesuai hasil analisis zat-zat pengotor garam dapur yang telah dilakukan sebelumnya. Pengotor ion Fe3+ akan membentuk senyawa Fe(OH)3 sedangkan pengotor dari Mg2+ dan Ca2+ akan membentuk senyawa MgCO3 dan CaCO3. Semua senyawa yang terbentuk tersebut akan mengendap sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa (Triastuti, 2010).

  Sublimasi adalah proses perubahan zat padat menjadi uap dan uap terkondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.Berdasarkan diagram tekanan – suhu (P-T) untuk air,sublimasi akan terjadi untuk zat yang mempunyai titik tripel diatas titik tripel air.Sehingga pada kondisi pada suhu kamar zat tersebut dari fasa padat dapat langsung berubah menjadi uap atau sebaliknya tanpa melalui fasa cair (Tim Kimia Organik 1,2016)

VI. Alat dan Bahan

6.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
- Filter flask 250 ml 1 buah
- Pipet volum 25 ml 1 buah
- Pipet gondok 1 buah
- Gelas kimia 100 ml 1 buah
- Gelas erlenmeyer 250 ml 1 buah
- Gelas kimia 250 ml 2 buah
- Spatula 2 buah
- Pipet tetes
- Corong 1 buah
- Cawan penguap 1 buah
- Timbangan analitik
- Set alat sublimasi
- Sarung tangan
- Kain lap

6   6.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
- Asam benzoat kotor
- Metanol
- Aquades
- Naftalen kotor
- Norit es batu tissue

VII.Prosedur Kerja

7.1.Prosedur percobaan rekristalisasi

  Dituangkan 50 ml air suling kedalam gelas kimia 100 ml,dipanaskan hingga timbul gelembung-gelembung.Kemudian dimasukkan 0,5 gram asam benzoate tercemar kedalam gelas kimia 100 ml yang lain,ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut.Dengan menggunakan corong Buchner saring campuran tersebut dalam keadaan panas dan tamping filtratnya dalam gelas kimia.Disiram endapan yang tertinggal dengan air panas.Dijenuhkan dan didinginkan hingga terbentuk Kristal.Jika tidak terbentuk Kristal maka didinginkan dengan es.Disaring Kristal yang terbentuk dengan corong Buchner dan dikeringkan.Selanjutnya diuji titik leleh dan bentuk kristalnya dan bandingkan data dengan yang ada di dalam hand book.

7.2.Sublimasi
  
  Dimasukkan 1-2 gram naftalen tercemari kedalamcawan penguap.Ditutup permukaan cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat lobang-lobang kecil.Kemudian disumbat corong dengan gelas wool atau kapas seperti pada gambar.Diletakkan cawan tersebut diatas kasa dari pembakar,dinyalakan api dan dipanaskan dengan nyala api yang kecil.Dihentikan pembakaran setelah semua zat yang akan disublimasi habis (lebih kurang 5 menit).Kemudian dikumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada,serta diuji titik leleh dan bentuk kristalnya dan cocokkan data dengan yang ada d hand book.


Video terkait materi ini : https://www.youtube.com/watch?v=5BS804vknnk


Pertanyaan :

1.     Apakah fungsi dari es batu yang berada dalam cawan porselen yang diletakkan d atas gelas kimia pada saat percobaan sublimasi dilakukan?
2.     Apa yang menyebabkan kapur barus dapat menguap dan menjadi bentuk Kristal-kristal runcing?

3.     Mengapa Kristal yang terbentuk itu berwarna putih,padahal kapur barus yang digunakan ada yang berwarna merah,hijau dan orange?







3 komentar:

  1. TRIA PRADINA LOKE(075) saya akan mencoba menjawab pertanyaan No.3. kristal yang terbentuk dari kapur barus ialah warna putih. dikarenakan pada proses pengkristalan kapur barus, hanya kapur barusnya saja yang menguap. tidak dengan zat lain seperti zat pewarna dan zat-zat aditif lainnya.

    BalasHapus
  2. Brezza fitri noventi (A1C117055)Sublimasi merupakan proses perubahan wujud zat padat menjadi gas.Hasil yang diperoleh dari video pada percobaan sublimasi berupa kristal.Prinsip kerja dari metode sublimasi kali ini adalah perubahan dari fase padat menjadi fase gas melalui pemanasan dan menjadi fase padat melalui pendinginan tanpa melalui fase cair. Kapur barus adalah padatan lilin putih atau transparan dengan bau yang kuat aromatic, dengan bahan kimia itu diklasifikasikan sebagai terpenoid. Kapur barus berasal dari sebuah pohon yang bernama Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica).
    Sublimasi dilakukan dengan nyala api yang terus menerus hingga kapur barus habis menyublim. Kapur barus padat seberat 10 g menghasilkan kristal seberat 3,74 g.

    BalasHapus
  3. Hallo mita, saya yuyun ernawati(A1C17063) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. salah satu perubahan wujud yang dapat digunakan untuk pemisahan campuran adalah menyublim atau sublimasi. bila pertikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah menjadi wujud padat. pengunaan es batu pada teknik ini terbatas, karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami sublimasi dengan cara ini, diantaranya adalah kapur barus, amonium klorida dan iodium.
    bagaimanakahcara kita memisahkan suatu campuran yang mengandung zat yang dapat menyublim. cara yang dapat dilakukan adalah memisahkan partikel yang mudah menyublim tersebut menjadi gas. gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan kembali. syarat pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi adalah partkel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi.

    BalasHapus